Ujung
Kulon dinyatakan sebagai kawasan yang dilindungi sejak tanggal 16 November
tahun 1921 oleh pemerintah Hindia Belanda dan dinyatakan sebagai daerah
tertutup Pada tahun 1992 oleh Pemerintah RI, Taman Nasional Ujung Kulon
ditetapkan Persatuan Bangsa-Bangsa sebagai Situs Alam Warisan Dunia (Natural
World Heritage Site) luas kawasan Taman Nasional Ujung Kulon mencapai 120.551
hektar. Selain konservasi flora dan satwa di daratan yang luasnya mencapai
76.214 hektar (63,22 persen luas seluruh kawasan Taman Nasional), Ujung Kulon
juga merupakan daerah konservasi laut yang luasnya mencapai 44.337 hektar.
BADAK JAWA
Badak
Jawa merupakan salah satu satwa langka yang ada di Taman Nasional Ujung Kulon.
Berdasarkan pengamatan pada tahun 2011 jumlah populasi Badak Jawa diperkirakan
berjumlah 35 ekor, tetapi nampaknya angka tersebut bukan angka pasti yang
akurat. Data terbaru tentang jumlah populasi badak Jawa pada 2011 yang
dilaporkan Balai Taman Nasional Ujung Kulon ke Kementerian Kehutanan masih
berupa perkiraan. Dari sedikitnya 35 ekor itu, telah diidentifikasi ada 13 ekor
betina dan 22 ekor jantan. Berdasarkan perkiraan usia, anak badak berjumlah 5
ekor, 5 badak remaja, 18 ekor dewasa, dan 7 jantan lainnya masuk golongan tua.
Di
sisi lain Sebagian besar masyarakat Ujung Kulon percaya, meski banyak diburu
dan dibunuh, badak jawa di dalam hutan Taman Nasional jumlahnya tetap 40 ekor.
Konon, jumlah itu tidak akan berkurang hingga akhir jaman. Mereka beranggapan,
badak jawa merupakan jelmaan putri Raja Galuh yang enggan dipersunting raksasa
dari Pulau Panaitan. Mereka juga percaya, siapa pun yang berani menyakiti,
melukai atau membunuh badak, maka ia tidak akan pernah selamat sepanjang
hidupnya.
Banyak
cerita rakyat yang merupakan mitos berkaitan dengan Ujung Kulon, selain tentang
Badak yang di percaya sebagai jelmaa Putri Raja Galuh, juga prabu Kian Santang
berkaitan dengan cerita saghiyang Sirah, Gua mesjid dan juga certa mistis
tentang Gunung Honje.
Sebelum letusan Gunung Krakatau Pemerintahan
Penjajah Belanda berniat membangun pangkalan Angkatan laut di semananjung ujung
kulon, Penguasa Belanda di Banten mengirim
ribuan
pekerja rodi setiap hari untuk membangun pangkalan angkatan laut dan
pelabuhan,akan tetapi yang terjadi kemudian sebagian besar dari ribuan pekerja
meninggal diserang malaria, penyakit kolera, gas beracun, dan juga dimangsa
binatang buas. Karena itu banyak pekerja rodi yang selamat dari kematian
melarikan diri dan akhirnya pekerjaan pembuatan pelabuhan dan pangkalan
angkatan laut di Ujung Kulon gagal, tetapi walaupun demikian menara pengawas
berhasil di bangun di daerah Pantai tanjung layar, bahkan di daerah pantai
tanjung layar tersebut belanda membangun penjara untuk bajak laut. Saat
Krakatau meletus pada tahun 1883 Menara tersebut roboh, rekaman robohnya menara
di tanjung layar tersebut dapat di lihat di film Krakatau.
Secara
umum Daerah ujung Kulon merupakan Perpaduan Hutan Tropis yang lebat dan perawan
dengan hewan-hewan liar yang di lindungi dan daerah laut dan pantai dengan
pemandangan pantai dan dasar laut yang indah dengan ikan-ikan dan berbagai
jenis trumbu karang yang eksotis. Terdapat tiga tipe ekosistem di taman
nasional ini yaitu ekosistem perairan laut, ekosistem rawa, dan ekosistem
daratan.
Jenis-jenis
ikan yang menarik di Taman Nasional Ujung Kulon baik yang hidup di perairan
laut maupun sungai diantaranya adalah, ikan kupu-kupu, badut, bidadari, singa,
kakatua, glodok dan sumpit. Ikan glodok dan ikan sumpit adalah dua jenis ikan
yang sangat aneh dan unik yaitu ikan glodok memiliki kemampuan memanjat akar
pohon bakau, sedangkan ikan sumpit memiliki kemampuan menyemprot air ke atas
permukaan setinggi lebih dari satu meter untuk menembak serangga kecil yang
berada di daun-daun yang rantingnya menjulur di atas permukaan air.
Perjalanan
menuju Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon membutuhkan waktu kurang lebih
sembilan jam dari Jakarta. Pengunjung bisa melalui rute pintu Jakarta-tol
serang Timur-Serang-Pandeglang-Labuan-Panimbang-Cibaliung-Sumur. atau juga
route Jakarta-Pintu Tol Cilegon Barat-
Anyer-Carita-Labuan-Panimbang_Cibaliung-Sumur. Dari Sumur, perjalanan bisa
dilanjutkan ke Desa Tamanjaya. Kondisi jalan dari Sumur ke Tamanjaya jauh lebih
parah dibandingkan Labuan-Sumur.
Bagi
Wisatawan
yang menggunakan kendaraan Umum dari Jakarta bisa turun di Terminal
Pakupatan ,kemudian pindah naik mobil Elf jurusan Serang- Taman jaya,
Sementara Kapal dapat di sewa dengan Harga Rp. 3.000.000 selama 3 hari 2
malam dengan maksimal muatan 20 orang.
Terdapat
banyak spot yang layak di kunjungi wisatawan di Taman Nasional Ujung yang kalau
di kunjungi semuanya tak akan cukup 2 minggu.spot tersebut antara lain:
1. PULAU PEUCANG
2.
PULAU PANAITAN
3. PULAU HANDEULEUM
4. PULAU BADUL
5. KARANG COPONG
6. MERCUSUAR CIBOM
7. TANJUNG LAYAR
8. CIRAMEA
9. SANGHYANG SIRAH
10. PADANG RUMPUT CIDAON
11. KALAJETAN
12. PANTAI NYAWAAN
13. GUNUNG HONJE
14. PADANG RUMPUT SAVANA CIBUNAR
15. AIR TERJUN CIKAJANG
16. SUNGAI CIGENTER
17. CIBANDEWOH
18. GUNUNG PAYUNG
19. MUARA CIKEUSIK
20. CISIMPRING
21. CITANDAHAN
22. CILINTAH
Dan masih banyak lain nya semua ada dalam perjalanan paket anda.
0 comments